Cari Di Blog Ini

Popular Posts

Translate

Lihat Juga

Statistik

Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 15 Maret 2014
Sahabat Istimewa
Luci adalah anak tunggal yang terlahir dari keluarga yang kaya. Meskipun dia anak orang kaya,tetapi Luci bukanlah anak yang sombong seperti yang sering kita lihat atau dengar, melainkan Luci adalah anak yang baik,sopan,ramah,jujur dan tentu saja ia gadis yang cantik dan manis. Sejak kecil Luci hanya mempunyai satu teman bermain yaitu Rayhan. Dari awal mereka sekolah taman kanak-kanak hingga sekarang saat keduanya berumur 15 tahun mereka selalu bersama-sama. Mereka juga saling memiliki nama khas pAnggilan masing-masing, kalau Rayhan memanggil Luci dengan sebutan “ucil”,sedangkan Luci memanggil Rayhan dengan sebutan bayan. Mereka sudah seperti pasangan kekasih, contohnya: dimana ada Luci disitulah pasti ada Rayhan,dan sebaliknya dimana ada Rayhan pasti ada Luci. Namun pada saat mereka lulus SMP,ayah Rayhan mendapati tugas di luar kota,dan memaksa Rayhan serta keluarganya untuk pindah. Tentunya Rayhan tidak rela dan tida tega meninggalkan Luci,tapi ia harus. Sehari sebelum Rayhan dan keluarganya pergi,Rayhan datang ke rumah Luci untuk berpamitan pada Luci
“cil,gua sama keluarga gua harus pindah ke luar kota,bokap gua dapet tugas disana. Sebenarnya gua ngga tega ninggalin lu disini,tapi gua harus cil. Maafin gua ya cil.”
Luci pun terdiam karna kaget dan bingung, raut wajahnya berubah menjadi sedih dan tak bernyawa
“tapi lu bakal balik lagi kan yan ?”. Pertanyaan dengan seribu rasa kecewa beserta amarah yang tak tertahan
“gua ngga tau cil,tapi gua berharap bisa balik lg” jawabnya,
Luci terdiam sementara dan dari matanya mulai menetes air mata yang sudah tidak dapat ia bendung
“tapi kita masih bisa komunikasian kan ? kita masih bisa telpon-telponan kan ?,lu pasti akan ngasih kabar ke gua terus kan?”, jawabnya sembari menangis
dengan spontan Rayhan memeluk Luci dan berkata “pasti dong cil, gua juga kan pasti bakal kangen sama lu,gua janji gaakan ngelupain elu, lu juga harus janji yang sama sama gua
Luci melepaskan pelukan dan menatap Rayhan “gua janji han, gua gaakan pernah lupain lu sampai kapanpun, gua janji”
 Setelah keduanya saling mengucap janji, Luci dan Rayhan menjadi merasa sedikit lega dan keduanya pun tersenyum kembali. Karna besok adalah hari terakhir mereka bertemu Luci tidak ingin melewatkan perpisahan diantara mereka.
Esok harinya pukul 07.45 sebelum keberangkatan Rayhan dan keluarganya,Luci dengan segera mendatangi rumah Rayhan untuk mengucapkan salam perpisahan dengan keluarga Rayhan dan tentunya khusus kepada sahabatnya itu. Sebelumnya, malam saat Rayhan pulang Luci menyiapkan sesuatu untuk diberikan kepada Rayhan, Luci memberikan sebuah foto dirinya bersama Rayhan dan sebuah gelang
“nih buat lu, biar lu selalu inget sama gua dan inget sama janji kita berdua” sembari memakaikan gelang tersebut
Dan ternyata, Rayhanpun menyiapkan sesuatu untuk Luci
iyaa ucil maacih.. Oh ya cil,ni boneka buat lu,jaga boneka ini sama seperti lu yang bakal jaga janji kita berdua, gua janji bakal balik lagi kesini dan bakal nemuin lu, tapi gua gatau itu kapan”.
“oke,gua pasti akan ngejaga boneka dari lu yan,pasti gua janji yan, jangan lupa hubungin gua yaa, sembari menahan tangis dari kedua matanya
Rayhan pun bersama keluarganya pergi meninggalkan Luci. Dengan meninggalkan banyak kenangan yang hanya bisa diingat dalam memori keduanya. Dan sejak pagi itu dan hari itu dan entah berakhir sampai kapan Luci sendiri tanpa ditemani Rayhan. Beberapa jam ditinggal Rayhan, Luci merasa sangat kesepian dan mulai merasakan rindu kepada Rayhan. Luci mulai gelisah, mengapa sampai saat ini Rayhan belum menghubunginya namu tiba-tiba “kring.. kring.. kring” handphone Luci berdering dan ia segera mengangkat telepon itu dan ternyata itu panggilan dari Rayhan
Dengan perasaan senang “halo yan,lu udah nyampe?,gua seneng banget lu telpon gua. Gimana rumah baru lu enak ga?”.
“Aduhh cil, sabar napa nanyanya gua belum ngomong lu udah nyerocos cepet banget kaya kereta!” Rayhan sambil tertawa.
yee, gapapa dong,lu envy yah sama gua, gara-gara lu ngga bisa ngomong cepet kaya gua,hahaha.. lagian yan, gua kangen tau sama lu Luci pun tidak mau kalah
“hmm, siapa yang sirik sama lu,sorry aja yah!!,ohh ya,gua udah nyampe rumah nih,Alhamdulillah selamat, plis deh cil baru juga beberapa jam gua ninggalin elu, elu udah kangen aja sama gua, ga bisa ngebayanin tuh besok-besok gimana Jawab Rayhan
Alhamdulillah, syukur deh,gua jadi tenang sekarang,hehehe”Luci tersenyum bahagia
Hampir 1 jam tidak terasa mereka teleponan, karna lelah Rayhan yang baru tiba dirumah barunya dan memang pula sudah larut malam merekapun mengakhirnya percakapan via telepon itu.
Berikutnya mereka terus berkomunikasi, namun pada tanggal 18 November 2012 Luci tidak mendengar kabar dari bayan lagi. Luci lose contact dengan Rayhan. Luci beberapa kali menelpon dan sms tapi tetap saja tidak ada jawaban. Luci khawatir,ia takut kalau ada apa-apa dengan Rayhan. Dia terus dan terus menunggu kabar dari Rayhan, hingga ia lupa tidak makan selama seharian. Luci tetap menunggu dan menunggu,namun penantiannya itu tidak ada hasilnya. Saat Luci tersadar, ia lupa harus menyiapkan apa saja yang harus dibawa untuk MOPD besok,karna besok ia sudah mulai sekolah. Pukul 04.45 Luci terbangun untuk menunaikan ibadah shalat subuh,kemudian ia membantu ibunya. Setelah selesai membantu ibunya,Luci pun mandi dan bergegas untuk sarapan. Kemudian pada pukul 05.15 Luci  berangkat sekolah, karna tempat sekolah dari rumah Luci itu lumayan jauh dan kegiatan MOPD dimulai pukul 06.30. Saat pertama ia tiba di sekolah, ia merasa bangga karna dapat bersekolah di SMA favorit. Luci pun tersenyum bahagia namun ia teringat oleh Rayhan dalam hatinya ia sangat ingin bisa satu sekolah kembali bersama Rayhan. Setelah selesai kegiatan MOPD pada hari pertama,Luci pun bergegas pulang karna lelah sekali.
Setelah kegiatan MOPD berakhir dan dimulailah kegiatan belajar mengajar. Hingga waktu berlalu dalam 1 bulan Luci tidak mempunyai teman, ia menolak teman-temannya yang ingin dekat dengannya. Temannya pun merasa aneh kepada Luci, tapi mereka tidak mempunyai rasa dendan dan benci kecuali Tita teman sekelas Luci yang dari pertama masuk sudah tidak menyukainya. Luci tidak tahu akan hal tersebut karna Luci begitu cuek dan ga pernah menanggapi apa yang ada disekelilingnya kecuali pelajaran dan Rayhan. Luci terus berharap Rayhan akan menghubunginya, namun itu tidak terjadi. Meski begitu Luci tidak pernah berhenti berharap dan membenci Rayhannya tersebut. Akhirnya kenaikan kelas, Luci naik kelas dan masuk ke kelas unggulan. Dikelas inilah Luci baru membuka hatinya untuk menerima teman baru meskipun ia tidak terlalu mau dekat, temannya yang saat ini ia kenal adalah Raka dan Anggi. Meskipun Raka dan Anggi tidak mengenal Luci, tapi keduanya tahu dan mengerti keadaan Luci. Mereka tidak pernah menganggap bahwa Luci aneh ataupun apa seperti yang diucapkan anak-anak yang dulu pernah satu kelas dengannya. Lama kelamaan mereka menjadi teman yang kompak, Lucipun sempat beberapa kali melupakan Rayhan. Saat ketiganya sedang asik mengobrol diruangan kelas, Tita and the geng masuk lalu menghampiri Luci dan melampiaskan semua rasa bencinya kepada Luci. Tentunya Luci hanya diam dan cuek tidak menanggapi apa yang Tita bicarakan dan lakukan. Tapi Raka dan Anggi yang menanggapi, karena mereka tidak rela Luci dimaki-maki oleh Tita. Titapun pergi karena sudah merasa bahwa dirinya semakin terpojok. Setelah kejadian tersebut tiba-tiba Luci teringat kembali kepada Rayhan, malam saat ia sedang menunaikan sholat, ia menangis berdoa “ya Allah, tolong jaga Rayhan untukku. Aku merindukannya tuhan, aku ingin dia ada kembali bersamaku, tapi jika itu tidak mungkin, tolong beri tahu Rayhan untuk terus mengingatku dan menghubungiku lagi” Luci terus menangis tanpa henti hingga kedua matanya menjadi sembab.
Beberapa hari kemudian, saat jam istirahat berbunyi Raka Anggi dan Luci pergi ke kantin untuk sekedar membeli minuman. Tapi saat mereka sedang memesan minuman, Tita and the geng kembali menghampiri Luci dan menghujam luci dengan cacian. Karena Luci tidak tahan sehari-hari ia selalu dihujam oleh Tita, akhirnya Luci dengan berani membalas hujaman kata dari Tita “apa, lu mau apa? Udah cukup ya lu ngata-ngatain gua. Gua salah apasih sama lu!” katanya, Tita terus mengoceh tanpa henti dan Lucipun terus menjawab dengan kata-kata yang memojokan Tita, Titapun menjadi marah emosinya meledak hingga akhirnya saat dia akan menampar Luci tiba-tiba ada yang menahan tangan Tita sebelum mengenai pipi manisnya Luci. Tita tercengang tapi Luci terperangah menatap wajah laki-laki tersebut dan dari mulutnya “Rayhan!” Anggi dan Raka yang sempat akan menangkap Tita terdiam mereka saling menatap dan “oh inikah ternyata Rayhan yang sering Luci ceritakan”. Tita berusaha melepaskan tangannya dari Rayhan namun tidak bisa karena Rayhan sangat kuat memegang tangan Tita “lu jangan berani-berani buat nyentuh cewe gua, jangan berani-berani lu nyari masalah sama Luci! Kalau itu sampe terulang, lu berhadapan sama gua!” Rayhan mengancam. Mendengar ucapan tersebut Tita and geng pun pergi meninggalkan Luci dengan rasa kesal dan malu. Luci yang masih tetap menatap Rayhan tanpa henti dan dari matanya menetes air mata
“cil jangan nangis dong, ini gua Rayhan. Maafin gua karna gua ga pernah ngabarin lu sampai setahun ini. Maafin gua” sambil memeluk Luci
Luci melepaskan pelukan Rayhan dan menatap tajam Rayhan “iihh lu jahat tau ga, gua kan kangen sama lu, lu kemana aja? Lu jahat tau ga, lu lupain janji kita!”
Rayhan merasa sangat bersalah dan terus meminta maaf sambil merayu Luci, akhirnya Lucipun karena tidak tega Lucipun memaafkan Rayhan. Rayhan menceritakan kepada luci kemana ia selama setahun ini. Rayhan kembali dan  ternyata sekarang Rayhan masuk disekolah yang sama dengan Luci dan merekapun satu kelas. Sekarang Luci menemukan sahabatnya kembali, merekapun menambahkan daftar sahabatnnya yaitu dengan memasukan Raka dan Anggi. Mereka berempat sangat kompak dan tidak terpisahkan hingga akhirnya mereka lulus dan sekarang mereka kuliah di universitas yang sama.
Luci sangat bahagia karena sahabatnya itu sekarang bukan lagi hanya seorang sahabat, namun sudah menjadi kekasihnya. Luci ingin selalu mengenang cerita ini, hingga akhirnya ia menulis cerita tentangnya dan Rayhan serta kedua sahabatnya dalam novel berjudul “I Always Waiting You”.